Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, berinovasi di bidang medis. Mereka menciptakan purwarupa (prototype) untuk memantau kondisi pasien pasca gagal jantung, atau yang pernah mengalami kondisi tersebut, secara lebih mudah dengan harga yang lebih terjangkau.
Menukil Tribunnews.com (15/7/2018), purwarupa bernama Wealth atau Wearable Electrocardiograph T-Shirt itu dilengkapi penyadap sinyal fabric electrod, berupa elektrode yang bisa ditempelkan pada pakaian.
Alhasil, baju elektronik nan canggih tersebut akan memudahkan penggunanya bergerak lebih bebas dan nyaman dalam beraktivitas seperti berolahraga.
Wealth juga mampu bekerja secara nirkabel dan terintegrasi dengan internet.Hal ini memungkinkan tenaga medis mengakses data kondisi pasien kapan pun dan di mana pun secara real time.
”Tim kami berharap dari alat ini akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya oleh tenaga medis serta pasien pasca gagal jantung,” tutur Ahmad Nurianto, ketua tim kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE).
Ahmad bersama dua rekannya, Difa Fanani Ismayanto dan Ahmad Alif Robit Alhazmi, merupakan mahasiswa program studi Teknik Biomedik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair yang telah mencipta Wealth.
Ahmad menambahkan bahwa teknologi Wealth bisa membantu kondisi jantung pasien pasca gagal jantung menjadi lebih baik. Dengan begitu, lanjut dia, alat monitor ini juga berpotensi menekan tingginya angka kematian akibat penyakit gagal jantung di Tanah Air.
Medical News Today melansir, gagal jantung merupakan suatu kondisi ketika jantung terus berdetak, tetapi gagal memompa cukup darah kaya oksigen untuk memenuhi kebutuhan normal organ-organ dalam tubuh sehingga kesehatan memburuk dan berakibat kematian.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013 oleh Kementerian Kesehatan, estimasi jumlah penderita gagal jantung pada usia 15 tahun ke atas diperkirakan lebih dari 200 ribu orang. Paling banyak di Jawa Timur dan paling sedikit di Maluku Utara.
Gagal jantung biasanya tidak dapat disembuhkan dan memerlukan penanganan yang tepat untuk manajemen jangka panjang. Bagi pasien pasca gagal jantung atau yang pernah mengalami kondisi ini, berolahraga teratur terutama latihan aerobik sangat dianjurkan.
Sebabnya, jika olahraga dilakukan dengan tepat sesuai anjuran, maka daya kerja otot-otot jantung yang mengerut akibat mengalami gagal jantung kemungkinan bisa diperbaiki kembali.
Akan tetapi, sambung Ahmad, dokter kerap kali mengalami kesulitan untuk memantau kondisi pasien karena jarak serta kondisi penderita yang tidak bisa melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit, maupun bertemu dokter secara langsung pasca berolahraga
Terlebih lagi, lanjutnya dalam pernyataan resmi situs Unair, alat yang digunakan untuk memonitor kondisi jantung atau elektrokardiograf memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya harga yang mahal dan dimensi besar, juga gel elektrode yang bisa membuat beberapa orang merasa tidak nyaman, hingga menyebabkan alergi pada kulit.
Oleh karenanya, permasalahan tesebut mendorong Ahmad dan tim berinovasi menciptakan Wealth, “Ke depan juga akan kami publikasikan pada jurnal internasional yang terindeks Scopus,” tandasnya.
Bersamaan dengan itu, seperti diwartakan The Srait Times (11/7/2018), tim ilmuwan di Singapura rupanya juga sedang mengembangkan suatu desain purwarupa pada baju cerdas.
Baju cerdas tersebut dilengkapi elektrode dan sensor bernama elektronik hibrida fleksibel yang bisa dilepas serta terhubung langsung dengan aplikasi ponsel cerdas.
Rencananya, baju cerdas buatan tim ilmuwan Singapura akan bisa melacak aktivitas fisik dan detak jantung penggunanya, elektrokardiografi (ECG) dan kapasitas aerobik maksimal. Itu semua memungkinkan para penggunanya untuk memantau ECG setiap hari, ketimbang harus melakukan pemeriksaan tahunan.
Kendati demikian, terobosan mahasiswa Unair di usia belia sangat membanggakan dan perlu diapresiasi. Berkat inovasi tersebut purwarupa Wealth telah memperoleh dana hibah penelitian dari Kemenristekdikti dalam PKM tahun 2018, di bawah bimbingan Akif Rahmatillah ST., MT., dosen FST UNAIR.
Prestasi ini memperkaya sederet daftar temuan karya anak bangsa dalam bidang medis, khususnya bagi penyakit jantung.
Sebelumnya, pada 2017 lima mahasiswa FST Unair telah menciptakan lem operasi (surgical glue) berbahan lendir siput sebagai solusi mengatasi kebocoran jantung pada bayi.
Lalu, mahasiswa Unair lainnya juga mencipta alat monitor penyakit jantung bawaan bernama Stevity atau Smart Telemonitoring and Blood Viscosity .
Awal 2018, lima mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) berhasil meraih medali perak pada ajang bergengsi iENA International Trade Fair Ideas Inventions New Products Germany di Nurmberg, Jerman.
Tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia telah mendorong mereka menciptakan alat pendeteksi jantung pintar bernama ‘SAD–Heart/Smart Alert Detection of Heart’,yang berfungsi mendeteksi secara sigap perubahan detak jantung dan mencegah serangan mendadak.
Share This
Related Posts
OnePlus 6 Akan Hadir dengan Teknologi Fingerprint di LayarKini ada info terbaru seputar hal tersebut. Dari bocoran info yang Tech Arlina terima, prototype OnePlus 6 akan memulai debutnya pada event CES 2018 nanti, sebe… Read More
Asus ROG GX800 Dibanderol dengan Harga Lebih dari 80 JutaAsus Indonesia resmi kedatangan anggota baru dari jajaran komputer gaming, yaitu Asus ROG GX800. Laptop ini membawa sejumlah peningkatan teknologi yang signifik… Read More
MIUI X Atau MIUI 10?Sebenarnya kalau dilihat dari penggunaan nama di MIUI versi yang sudah-sudah, harusnya MIUI versi ke-10 ini akan menggunakan nama MIUI 10. Tapi, sepertinya Xiao… Read More
Sharp S3 Android One yang Tahan AirAwal tahun 2018 ini Sharp menggebrak pasar smartphone dengan menghadirkan produk Android One baru yakni Sharp S3. Terlahir sebagai sebuah Android One tentu memb… Read More
Sony Siapkan Smartphone Xperia CompactSeolah tidak mau kalah dengan pabrikan smartphone lain yang berlomba-lomba menghadirkan produk baru pada awal tahun 2018 ini, Sony dikabarkan tengah menyiapkan … Read More