Samsung kembali menegaskan banyak fitur yang tidak akan lepas dari kesibukan sehari-hari penggunanya yang memang hanya bisa didapatkan dari sebuah jam tangan cerdas ini. Berikut beberapa diantaranya.
“Komputer Mini” yang Mudah Dipantau
Samsung Gear S3 melanjutkan langkah Samsung mengenalkan sistem operasi (OS) Tizen yang lebih jamak dikenal melalui smartphone mungil mereka, Samsung Z2. Gear S3 juga mempertahankan desain berbentuk bulat, seperti jam tangan analog konvensional, yang sekaligus mengaburkan kesan sebuah “komputer mini” pada produk smartwatch sebelumnya yang berbentuk persegi.
Kualitas detailnya tinggi, serta kini mengusung fitur yang lebih modern untuk mendukung konektivitas dengan smartphone. Ya, seperti Gear 2, kalian tetap memerlukan smartphone Galaxy atau Android (minimal versi Android 4.4) dan juga iOS (minimal versi iOS 9.0) untuk memaksimalkan semua fungsinya.
Kemudahan memantau beberapa kebutuhan yang sebelumnya biasa didapatkan melalui jam tangan klasik dan smartphone kini bisa dilakukan melalui satu perangkat. Bahkan, lebih mudah, karena cukup mengarahkan pandangan pada telapak tangan. Mengecek waktu itu pasti, sesuai kodratnya sebagai sebuah jam. Namun, kalian tidak perlu merogoh kantong untuk mengluarkan ponsel hanya untuk melihat isi pesan singkat, email, prakiraan cuaca, atau jadwal yang sudah disusun untuk hari ini.
Sistem Operasi Tizen Buatan Samsung
Meskipun menggunakan OS Tizen yang dikembangkan khusus oleh Samsung, Gear S3 tetap kompatibel dengan semua Android Samsung, selain tentu saja Samsung Z2, smartphone yang sejatinya menggunakan platform Tizen.
Tizen merupakan sistem operasi bersifat terbuka (open source) yang memakai inti program (kernel) Linux. Bukan hanya untuk ponsel pintar dan tablet saja, Tizen juga dirancang untuk perangkat multimedia dalam kendaraan, televisi, termasuk juga untuk jam tangan pintar. Keunggulan Tizen dibandingkan sistem operasi lainnya adalah karena OS besutan Linux ini menjadi sistem operasi mobile paling ringan di antara sistem operasi lainnya. Tizen memungkinkan pemakaian memori dan tenaga prosesor yang lebih sedikit.
OS-nya Tidak Rakus Memory dan Baterai
Selain itu, Tizen diklaim sebagai sistem operasi yang hemat energi, jauh lebih efisien dibanding sistem operasi Android. Kelebihan ini diraih karena Tizen memang didesain seoptimal mungkin agar dapat berjalan di perangkat apapun dengan mulus, baik itu yang memiliki resource tinggi maupun yang terbatas.
Bisa dibayangkan bukan, dengan software yang tidak rakus memori dan daya baterai, komputer mini Gear S3 kalian ini akan sangat jarang meminta diisi kembali baterainya, atau, mengalami kendala melambat (istilah bekennya lag) selama pengoperasian yang biasanya masih menghantui smartphone.
Desain Khas yang Tak Mungkin Ada di Smartphone
Bahkan bukan hanya Tizen saja memberinya ciri khas dibandingkan tipikal smartwatch lainnya, namun Gear S3 memiliki bezel yang bisa diputar. Smartwatch Samsung ini menjadi satu-satunya “komputer mini” berwujud jam tangan yang menerapkan pengoperasian ala jam tangan klasik. Bedanya, jika bezel pada jam tangan klasik diputar untuk mengatur ketepatan waktu, memungkinkan penggunanya melacak sesuatu selain hanya jam, menit dan detik dari hari, maka bezel Gear S3 bisa diputar untuk memudahkan kalian dalam mengakses aplikasi dan notifikasi, bahkan kemudahan untuk membaca pesan SMS yang panjang.
Untuk Dua Pribadi yang Aktif dan Dinamis
Samsung juga kembali menawarkan Gear S3 dalam dua varian, seperti Gear S2, seri jam tangan pintar mereka sebelumnya. Jika sebelumnya identitas pembeda hanya pada seri “classic” saja, maka untuk Gear S3 kalian juga bisa memilih tipe Frontier. Yang satu ini “lebih garang” wajahnya, karena menyasar pribadi yang lebih aktif dengan lebih banyak melakukan aktifikas di luar ruangan. Samsung Gear S3 Frontier bisa kalian kenali dengan tombol navigasinya yang menyatu sebagai tekstur bodi. Bobotnya pun lebih berat dari versi Classic, 62 gram.
Kalian yang sudah mengenal Samsung Gear S2, pasti otomatis cocok dengan tipe Classic, yang merupakan penerus orisinil Gear S2. Desainnya lebih minimalis dibandingkan Frontier, lebih mirip jam tangan analog, menggunakan bahan stainless steel (dengan grade 316L, yang memiliki tingkat ketahanan korosi lebih baik dan lebih kuat pada suhu yang lebih tinggi), serta tombol metal yang kokoh berbaris di sekitar bingkai layar. Bobotnya pun lebih ringan, yakni cuma sekitar 57 gram.
Dari segi konektivitas, Classic hanya mendukung koneksi Wi-Fi dan Bluetooth, berbeda dengan tipe Frontier yang juga disediakan model dengan konektivitas seluler 4G LTE, sehingga menjamin pengoperasian sepenuhnya tanpa harus terbubung ke smartphone.
Layar yang Lebar untuk Sebuah Jam
Di sisi layar, dimensinya juga meningkat. Dibandingkan sebelumnya, Gear S2 yang memiliki layar layar 1.2-inchi, kini untuk Gear S3 diperbesar menjadi 1.3-inchi, masih dengan material Super AMOLED dengan resolusi 360 x 360-pixel. Selain terkenal dengan tingkat warna hitamnya yang tinggi (hitamnya kelihatan hitam banget!), layar Super AMOLED juga irit baterai.
Alhasil, walaupun punya teknologi Always On, tidak pernah mati layarnya sehingga kalian terus bisa melihat tampilan interface jam analog-nya yang keren, Samsung Gear S3 bisa bertahan sampai empat hari dalam satu kali pengisian baterainya (yang juga mendukung metode charging secara wireless).
Baterainya Tahan Lama
Ketika bicara sebuah perangkat mobile, tidak bisa lepas dari kebutuhan daya baterai. Dengan klaim baterainya mampu bertahan empat hari, sebenarnya juga berhubungan dengan penambahan bentang layarnya. Dengan layar yang makin lega, mengakibatkan keseluruhan dimensi tubuhnya membesar, dan kini panjang dan lebarnya menjadi 49 x 46 mm. Dimensi barunya memungkinkan Samsung memasukkan kapasitas baterai 380 mAh, atau meningkat 130 mAh dari Gear S2. So, pasti, kalian bisa tenang menggunakan tanpa perlu repot bolak-balik mengisi baterainya.
Perlindungannya Maksimal
Di sisi perlindungan, kalian tidak perlu mengkuatirkannya. Mulai dari layarnya berpelindung kaca tangguh Gorilla SR+ buatan Corning. Kemudian Samsung juga membekalinya dengan sertifikasi anti air dan anti debu IP68, yang diklaim mampu bertahan masuk ke dalam air sedalam maksimal 1.5 meter selama 30 menit. So, kalian ga perlu kuatir kedua Gear S3 ini ketika basah terkena keringat, air hujan, atau bahkan jika kalian ingin mengajaknya berenang atau mandi pun, tetap aman.
Otak Canggih Prosesor Exynos
Sebagai jam tangan pintar, jelas kedua Gear S3 ini punya otak pemrosesan yang canggih. Layaknya ponsel pintar, kalian bisa menemukan CPU yang kencang. Prosesor Exynos 7270 yang digunakannya memiliki dua inti dengan kecepatan 1.0 GHz. Mendukung kinerjanya, ada memory RAM 768 MB dan penyimpangan sebesar 4 GB. Samsung juga melengkapinya dengan banyak sensor, seperti accelerometer, gyroscope, heart rate, hingga barometer.
Ketika Manusia Peduli Berapa Lama Waktu Tidur dan Kalori yang Terbakar
Jika bertanya, untuk apa fasilitas sensor pada poin ke-9 di atas, itu karena kalian bisa memanfaatkan jam tangan ini juga sebagai pendukung aktivitas olah raga. Selain terlihat elegan, kedua Gear S3 tetap bisa menjadi partner penggunanya berolahraga.
Ada banyak sensor yang mendukung, dan bahkan disediakan log yang merekam semua aktivitas penggunanya selama 24 jam, serta juga ada aplikasi khusus untuk memantau kesehatan dan kondisi tubuh atau kebugaran penggunanya, seperti berapa lama waktu istirahat, hingga seberapa jauh penggunanya telah berjalan.
Selain memantau aktifitas, sensor seperti barometer berperan penting memberi peringatan ketika sewaktu-waktu terjadi perubahan tekanan udara yang ekstrem. Misalnya nih, akibatnya bisa sampai mimisan lho jika tekanan darah dalam tubuh sedikit lebih besar daripada tekanan udara di sekitar kita.
Ya, untuk yang satu ini, bahkan Gear S3 bisa lebih care dibandingkan keluarga kita sekalipun dalam hal mengingatkan untuk berolahraga serta menjaga kesehatan. Penasaran bukan pengen tahu lebih jauh mengenai jam tangan pintar Samsung in? Langsung saja kalian masuk ke laman resminya di Samsung Indonesia.