Akhir Juli 2017 lalu, Xiaomi mengumumkan Mi 5X, sebagai wakil smartphone pertama yang menjalankan antarmuka terbaru, MIUI 9. Di sisi mesin, Xiaomi Mi 5X Tiffany sendiri memang tidak terlalu menarik, karena bahkan sepadan dengan seri Redmi tergahar tahun 2016 lalu (Redmi 4 Prime). Namun ketika Xiaomi mengaku dual-camera-nya bakal sebaik Xiaomi Mi 6, itu baru menarik perhatian. Sayangnya, Mi 5X ternyata hanya ditujukan untuk pasar Tiongkok saja (kalian tidak akan menemukan software / ROM Global untuk Mi 5X).
Xiaomi cukup kewalahan menghadapi sepak terjang OPPO di negara asalnya, apalagi ketika Android tergahar OPPO, R11 dirilis awal Juni 2017 lalu. Mi 5X dengan konfigurasi kamera dual serta harga yang hanya 1/3 dari OPPO R11 diharapkan mampu mengerem banyaknya OPPO R11 yang terjual (ya, dia menjadi Android terlaris di Tiongkok bulan lalu, bahkan di pasar global juga mengungguli duo Galaxy S8).
Keputusan Xiaomi membuat Mi 5X bernasib sama seperti Redmi Pro, eksklusif dijual di pasar Tiongkok, tampaknya beralasan. Awal September 2017 ini, Xiaomi bekerjasama dengan Google meluncurkan Mi A1, smartphone terbaru yang masuk jajaran keluarga Android One dari Google di India, dengan harga yang sedikit lebih mahal dari Mi 5X (sekitar Rp3.1 jutaan, dengan Mi 5X dijual 2.9 jutaan).
Menariknya, Mi A1 berkode nama Tissot tersebut tidak lain hanyalah Mi 5X, dengan sedikit penambahan fitur di dalamnya, serta tidak menjalankan antarmuka MIUI, melainkan Android murni. Mi A1 juga menjadi catatan tersendiri, karena dia menjadi anggota smartphone Android One dengan dimensi layar terbesar hingga saat ini, 5.5 inci (sebelumnya rata-rata 4.5-5.3 inci layar anggota Android One).
Karena ada campur tangan Google, maka Mi A1 meninggalkan identitas Xiaomi pada namanya. Mungkin hal itu susah diterima penggemar Xiaomi, apalagi smartphone yang masuk jajaran Android One sebelumnya (khususnya yang dijual resmi di Indonesia) masih menggunakan label produsen aslinya, seperti Evercoss One X, Nexian Journey1, dan Mito Impact.
Namun mengingat OS-nya Android murni, dan ditangani langsung oleh Google update software-nya, Android 8.0 Oreo sudah dipastikan didapatkan smartphone ini akhir tahun ini, dan bahkan meurut Xiaomi, bakal menjadi salah satu smartphone yang paling cepat mendapatkan Android P.
Spesifikasi Xiaomi Mi A1
- Layar: LCD LTPS (Low Temperature PolySilicon) IPS 5.5 inci Full HD 1080 x 1920 piksel 403 ppi, memiliki lapisan kaca 2.5D
- OS: Android 7.1.2 Nougat, segera mendapatkan update Android 8.0 Oreo
- Chipset: 64-bit Qualcomm MSM8953 Snapdragon 625, teknologi 14 nm, dengan octa-core processor 2.0 GHz Cortex-A53,
- GPU: Adreno 506 dengan 96 ALUs dan kecepatan 650 MHz
- Memory: RAM 4GB LPDDR3
- Dimensi: 155.4 x 75.8 x 7.3 mm; 168 gram
- Ruang Penyimpanan: 64GB, bisa diperbesar melalui slot microSD hingga 256GB, hybrid, menggunakan slot kartu SIM kedua
- Kamera Utama #1: Dual-camera, sensor utama Sony Exmor RS IMX386 12MP, ukuran sensor 1/2.9 inci, jarak fokal 26mm, ukuran piksel 1.25 μm, dengan bukaan lensa f/2.2, didukung fokus Phase Detect, berlapis lensa 5 elemen, ada lampu kilat dua LED, mampu merekam video maksimal pada kualitas 2160p@30fps dan 720p@120fps
- Kamera Utama #2: Dual-camera, sensor kedua Samsung ISOCELL S5K3M3 12MP, ukuran sensor 1/2.9 inci, jarak fokal 50mm, ukuran piksel 1 μm, dengan bukaan lensa f/2.6, berlapis lensa 5 elemen, lensa telefoto dengan fungsi 2x optical zoom
- Kamera Swafoto: Sensor CMOS BSI 5MP
- Kapasitas Baterai: 3,080mAh (non-removeable, mendukung fast charging Qualcomm Quick Charge 3.0)
- Konektivitas: Wi-Fi a/b/g/n; Bluetooth 4.2, GPS dengan A-GPS dan GLONASS serta Beidou, USB 2.0 Type-C versi 1.0 (USB Host / OTG), radio FM
- Kartu SIM: Dual Nano SIM, mendukung jaringan 4G LTE
- Sensor: Fingerprint, accelerometer, proximity, compass, light, gyro
- Pilihan Warna: Black, Gold, Rose Gold
- Fitur Tambahan: Audio dengan pemrosesan Dirac HD, yang dikalibrasi dengan algorita DHA Audio, serta ada 10V amplifier khusus, menghasilkan suara speaker yang kuat dan dalam. Amplifier audio independen yang dimilikinya mendukung impedansi headphone hingga 600Ω, atau yang terbesar untuk kelas headphone.
Apa yang lebih menarik dari Mi A1, Xiaomi sendiri sudah menyiapkannya untuk dirilis secara resmi di Indonesia. Memang tidak ada eksekutif Xiaomi yang menyebutkan secara gamblang. Namun mengutip The Jakarta Post, Steven Shiyan, kepala Xiaomi wilayah Asia Pasifik mengatakan secara implisit jika pihaknya bakal menyiapkan sesuatu yang spesial selama acara di Indonesia 20 September mendatang.
Apa yang menarik, adalah harga Mi A1 Indonesia nantinya. Dengan Redmi Note 4 Pro RAM 4/64GB dijual resmi di Indonesia lebih murah dibandingkan harga di India, akan sangat menarik jika memang benar harga Mi A1 Indonesia nantinya juga hanya Rp2.9 jutaan, atau, setara dengan harga Mi A1 di India saat ini. Oh ya, itu untuk konfigurasi Mi A1 RAM 4/64GB ya, karena berbeda dengan Mi 5X yang memiliki varian 32GB, Mi A1 hanya ada satu tipe saja, memory RAM 4GB dan ruang penyimpanan 64GB.
Masih dalam kesempatan yang sama, kepada The Jakarta Post, Steven Shiyan mengatakan jika Xiaomi berencana membuka antara 12 hingga 15 toko fisik hingga tahun depan, menggandeng Erajaya Group. Saat ini Xiaomi hanya memiliki dua toko fisik (Mi Home / Mi Store) di Indonesia. Ya, hanya dua. Satu di Pondok Indah, Jakarta Selatan, yang dibuka Desember 2015 lalu.
Toko fisik kedua, dibuka baru-baru ini di Summarecon, Tangerang, Banten (melalui acara yang juga mengundang group idola JKT48). Dengan makin banyaknya toko fisik tersebut, Xiaomi berharap bisa mempertahankan posisinya yang diklaim Shiyan saat ini mereka sudah berada di posisi ketiga di Indonesia, setelah Samsung dan OPPO dalam hal volume penjualan. Selama pembukaan Mi Store kedua di Sumarecon, Shiyan mengungkapkan jika jeda begitu lama dari Mi Store pertama dan kedua tidak lain karena selama tahun 2016 mereka fokus pada pemenuhan aturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) di Indonesia.
Toko-toko offline Xiaomi tersebut bukan hanya menjual smartphone saja, melainkan juga mengenalkan banyak produk elektronik. Xiaomi juga menunggu dikeluarkannya izin dari pemerintah Indonesia untuk penjualan produk-produk tersebut.
Ya, meskipun nama Xiaomi lebih banyak dikenal melalui produk smartphone-nya yang murah meriah namun tidak murahan, namun mereka kini juga berkonsentasi mengembangkan lini bisnis aksesoris perangkat mobile serta perangkat IoT (Internet of Things).
Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan’ IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.
Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.Dan kini IoT menjadi salah satu tugas bagi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi.
Jadi pendek kata, Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.
Apa saja produk IoT-nya Xiaomi? Banyak, seperti timbangan badan, penanak nasi (rice cooker) pintar, televisi pintar, sepatu pintar, jam tangan pintar, Mi Box, pendeteksi tekanan darah, drone, headphone, hingga penjernih udara. Selama pembukaan Mi Store kedua mereka di Sumarecon, Xiaomi membawa beberapa diantaranya, seperti speaker, powerbank, headphone, tas koper (ya, serius!), router hingga rice cooker.
